Selasa, 11 September 2012

Weird Question (dari Tumblr-nya YasminNCH)

1. Brapa umur lo?
… 20 tahun, sekian bulan, sekian hari.
2. Minum kopi ngga?
… Susu coklat kopi bukan?
3. Kalo weekend sukanya ngapain aja?
…pake seragam coklat
4. Hal terakhir yang loe katakan ke temen loe?
… apa yaa… semoga cepet sembuh deh kayaknya.
5. Orang terakhir yang tau rahasia loe?
… pacar padang gue…
6. Orang terakhir yang loe telp?
… Adi Damara Zikri, tanggal 12 September 2012
7. Orang terakhir yang ngasi loe komen?
… komen di mana?
8. Kamu nyadar ga kalo ada orang yang suka ama kamu?
… sadar. BANGET
9. Kamu pernah nangis gara-gara film?
… kagak, harga diri mamen!
10. Kamu termasuk org yg males?
… menurut lo?
11. Apa yang km lakukan dalam kesendirian?
… silent reader, denger lagu
12. Kartun yg terakhir ditonton?
… Larva.
13. Apa yg ada di pikiran kamu sekarang?
… pengen buru-buru ke Yogya
14. Buku apa yg lagi lo baca akhir-akhir ini?
… buku tabungan, nangisin saldo tabungan.
15. Siapa yg paling sering lo telp akhir2 ini?
… jarang nelepon orang. seringan sms.
16. Bagusan mana Nokia ato Sony Ericsson?
… Samsung (meureun).
17. Pernah pacaran jarak jauh? Seberapa jauh?
… pernah, berapa ribu kilo yah? gak ngitung
18. Apa yg bangunin lo pagi ini?
… suara sms masuk.
19. Apa yg pengen lo sampein ma seseorang?
… “coba lirik gue dong!”
20. Terakhir liat org yg lo sayang?
… baru aja.
21. Binatang terakhir yg di lihat?
… Burung tetangga.
22. Sms terakhir dri sapa?
… dari nomer baru anak alay yang gak ada di phonebook.
23. Lagu terakhir yang didengar?
… Hapus Bedakmu,(parodi menghapus Jejakmu)
24. Yg pengen bgt dilakuin?
… LIBURAN!
25. Tempat terakhir yg didatangi?
… ya kampus lah… lu kira apa lagi
26. Yang terakhir orang suruh ke kamu?
… suruh anterin pulang.
27. yang terakhir dibeli?
… Bubur Ayam depan Kos-kosan Jasmine
28. Orang terakhir yang kamu kangenin?
… Anggi Adhelina.
29. Minuman terakhir yg masuk perut?
… air putih aja
30. Barang terakhir yg ingin dibeli?
… Mp3 bentuk kotak ukuran 3cm warna biru.
31. Hal terakhir yg dilihat?
… artikel yang gak beres-beres.
32. Hal terakhir yg jdi pikiran?
… aduh… belum nyari batik buat yang wisudaan.
33. Lagi deket sama?
… Mutiara Intan Permata.
34. Cita2 terakhir jadi…
… Penyiar Radio!
35. Hal membingungkan yg terakhir dilakukan?
… KKN bawa apa aja?
37. Omongan terakhir yang masih kamu inget?
… “Lumayanlah mukanya sederhana?” jawaban buat pacar barunya Zian
38. Jatuh cinta terakhir sama?
… Jam tangan.
39. tiga nama terakhir di inbox hp kamu?
… Kak Boy, Syafrin, Mutiara.
40. Lagi ngapain jam 12 tadi malem?
… di telepon Zian.

Rabu, 04 Juli 2012

Kita Sombong dan Kita Kece

Hanifah : Menurut anda mending laptop apa netbook??
Gempa : netbook.
Hanifah : naha*?
Gempa : Netbook lebih simple di bawa kemana-mana di banding laptop yang segede Alaihim #Rudet
Hanifah : Meuli* ah 6
Gempa : busyett, ujub* pisan anda nyoh, di rumah ane netbook di jadiin tilam* buat motong bawang
Hanifah :  beli buat cinderamata kawinan ntar
Gempa : cinderamata kawinan ane ntar di bagiin sertifikat tanah satu-satu
Hanifah : Gunung Manglayag di beli ku bapak buat hadiah ultah
Gempa : Bapa ane mah pelit ulang taun sekarang cuma di kasih liburan ke Yunani doang 1 bulan sama pesiar ke eropa Hanifah : Gue ke Amerika cuma buat numpang pipis doang, udah gitu balik lagi
Gempa : ke Jepang cuma buat beli pulsa doang!
Hanifah : Give up!!
Gempa : ELEH!!!!!

Cerita ini dikisahkan berdasarkan pengalaman nyata SMS dari yang bersangkutan, jika ada cerita, peran, tokoh yang sama berarti eta neplak!Glosarium :
naha = kenapa
meuli = beli
ujub = sombong
tilam = alas

Kamis, 21 Juni 2012

je manque toujours l'une des personnes qui ont réussi à me faire sentir que la vie est belle, sympathique, humble, soins pour tout le monde et ça me manque

Minggu, 27 November 2011

Janji 4 Tahun


Sabtu malam 26 November 2011 dalam kotak hitam suci . . .

suatu hari dalam hidupmu, kita bersumpah untuk meninggalkan hidup yang datar,
sabtu  malam tanpa berserapah sumpah di ucap bahwa 4 tahun kedepan kami akan duduk bersama dengan teh manis dan duduk diatas sofa hitam di beranda sebuah cafe.

tertawa dan berbagi. . .

suatu hari nanti dalam hidupmu, orang tuamu akan memegang wajah kalian dan berkata
"sekarang kau sudah besar, Aku bangga padamu.."

4 tahun masih panjang, kita tak tahu batu apa yang akan menghentikan langkah kita, entah itu kerikil atau batu besar bahkan maut menghentikan mimpi kita. tapi aku yakin kita akan mudah melewatinya dan menangkap mimpi kita

suatu hari dalam hidup, kita menangis kembali mengingat teman kita yang sudah mendahului, tapi satu hal yang harus kita tahu bahwa dia selalu berada dengan kita pada saat apapun.

4 tahun kemudian kita akan bertemu kembali...





Senin, 21 November 2011

to be one

I see rainbow in the sky
Colors that brighten my world
I hear the humming birds
Singing a beautiful song

The song of love and laughter
The song of peace and hope
I don’t want this to end
I want this to be forever

Even though we’re not the same
Different ways
And we walk on different path
Different road in this life
Can we hold each other’s hand
Together in this world
And be as one

It will be a better place
Better home
Place that gives us peace of mind
Filled with love
No more tears
Place where you and i can laugh
No more cry, only smile
The place for us to be one

Minggu, 20 November 2011

Kunjungan ke tiga

G, aku minta maaf hari minggu kemarin aku tak dapat datang ke acaramu, aku dan teman-teman sangat menyesal tapi hari ini kami akan menebusnya dan menepati janji akan menemuimu kembali, meskipun kami telat datang dan tak sesuai rencana tapi aku harap itu tidak mengurangi persahabatan kita.

perjalanan tadi pagi cukup seru seperti biasanya tapi aku memutuskan ingin tidur saja selama perjalanan karna semalam aku harus terjaga, dan pada saat kami tiba di rumah mu pun masih seperti biasa disambut dengan hangat meskipun masih ada air yang mengalir dari mata seorang wanita separuh baya.

setelah bercerita banyak ternyata di ruangan terbuka ibu dan bapakmu telah menyiapkan makan siang untuk kita, wah itu sangat merepotkan orang tuamu sekali, maafkan kami ya, satu kastrol penuh nasi liwet di tambah beberapa temannya menemani santap siang kami  di susul dengan sepiring puding berwarna hijau yang menggoda tenggorokan kami dan 5 buah mangga sebagai pelengkapnya lahap kami santap.

sudah 100 hari sejak kau pergi aku kira semua akan kembali normal tapi ternyata belum, rencanaku untuk menjadi penghibur ternyata terkalahkan oleh air mata yang masih biru, tapi tidak apalah yang penting kita bisa bertemu mungkin kunjungan selanjutnya aku kan menjadi pelawak yang tak henti-hentinya mengocok perut kalian.

G, aku khawatir pada ibu dia selalu menangis setiap hari, aku khawatir dia akan sakit karna selalu memikirkanmu, maukah kau mengunjunginya dalam mimpi demi aku, beritahu dia agar berhenti menangis karna kami sudah kehabisan kata dan kami pun tidak tega melihatnya seperti itu. seperti biasa aku akan memohon kepadamu demi ibu dan aku yakin Tuhan pun mendengarnya.

Peluk hangat.

Jumat, 11 November 2011

Belajar mengasihi dari malaikat kecil

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, “Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.”

Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu-satunya, namanya Sindu tampak ketakutan, air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India/curd rice).

Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata, “Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak-teriak sama ayah.”

Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, dan berkata, “Boleh ayah akan saya makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan saya habiskan, tapi saya akan minta.”

Agak ragu sejenak “akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?” Aku menjawab, “Oh…pasti, sayang.”

Sindu tanya sekali lagi, “Betul nih ayah?”

“Ya pasti!” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, janji kata istriku. Aku sedikit khawatir dan berkata, “Sindu jangan minta komputer atau barang-barang lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”

Sindu menjawab, “Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang mahal kok.” Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hati aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap, dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin/dibotakin pada hari Minggu.

Istriku spontan berkata, “Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin.” Juga ibuku menggerutu jangan-jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV dan program TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk, “Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.” Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, “Tidak ada yah, tak ada keinginan lain,” kata Sindu. Aku coba memohon kepada Sindu, “Tolonglah…kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami.”

Sindu dengan menangis berkata, “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya. Kenapa ayah sekarang mau menarik/menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apa pun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India zaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, harta/kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.”

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, “Janji kita harus ditepati.” Secara serentak istri dan ibuku berkata, “Apakah kamu sudah gila?” “Tidak,” jawabku, “Kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu, permintaanmu akan kami penuhi.”

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.

Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku. Sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak, “Sindu tolong tunggu saya.” Yang mengejutkanku ternyata, kepala anak laki-laki itu botak.

Aku berpikir mungkin”botak” model zaman sekarang. Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, “Anak anda, Sindu benar-benar hebat. Anak laki-laki yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anak saya. Dia menderita kanker leukemia.” Wanita itu berhenti sejenak, nangis tersedu-sedu.

“Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemotherapy kepalanya menjadi botak jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek/dihina oleh teman-teman sekelasnya. Nah Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”

Aku berdiri terpaku dan menangis, "Malaikat kecilku, tolong ajarkan aku tentang kasih".

dikutip dari :
marmalade7.blogspot.com/2011/03/belajar-mengasihi-dari-malaikat-kecil.html